PENDEKATAN DAN PERANCANGAN SISTEM BERORIENTASI OBJEK
1. PENDEKATAN SISTEM BERORIENTASI OBJEK
Pendekatan
Objek memiliki beberapa karakteristik atau sifat yaitu:
a. Abstraksi, yaitu prinsip untuk merepresentasikan dunia nyata
yang kompleks menjadi satu bentuk model yang sederhana dengan mengabaikan
aspek-aspek lain yang tidak sesuai dengan permasalahan.
b. Enkapsulasi, yaitu pembungkusan atribut data dan layanan
(operasi-operasi) yang dipunyai objek.
c. Pewarisan (Inheritance), yaitu mekanisme yang memungkinkan satu objek
mewarisi sebagian atau seluruh definisi dan objek lain sebagai bagian dan
dirinya.
d. Reusability, yaitu pemanfaatan kembali objek yang sudah
didefinisikan untuk suatu permasalahan pada permasalahan lainnya yang
melibatkan objek tersebut.
e. Generalisasi dan Spesialisasi, yaitu menunjukkan hubungan antara kelas dan objek
yang umum dengan kelas dan objek yang khusus.
f. Komunikasi Antar Objek, yaitu dilakukan lewat pesan yang dikirim dari satu
objek ke objek lainnya.
g. Polymorphism, yaitu kemampuan suatu objek untuk digunakan di
banyak tujuan yang berbeda dengan nama yang sama, sehingga menghemat baris
program.
tools yang digunakan
pada pendekatan sistem berorientasi objek seperti :
* Rational Unified Process (RUP) (Rational Software – IBM 2003)
* Fusion (Coleman 1994)
* STS development Method 3 (ADM3) (Firesmith 1993)
* Berard’s object-oriented design (Berard 1991)
* Booch’s object-oriented design (Booch 1983, 1991)
* Coad and Yourdon’s object – oriented analysis (Coad & Yourdon 1989)
* Coad and Yourdon’s object-oriented analysis (OOA) (Coad & Yourdon 1991)
* Jacobson’s Objectory (Jacobson & Linstrom 1992)
* Rumbaugh’s object modelling technique (OMT) (Rumbaugh et al. 1991)
* Object-oriented system analysis (OOA) (Shlaer & Mellor 1988)
* Rational Unified Process (RUP) (Rational Software – IBM 2003)
* Fusion (Coleman 1994)
* STS development Method 3 (ADM3) (Firesmith 1993)
* Berard’s object-oriented design (Berard 1991)
* Booch’s object-oriented design (Booch 1983, 1991)
* Coad and Yourdon’s object – oriented analysis (Coad & Yourdon 1989)
* Coad and Yourdon’s object-oriented analysis (OOA) (Coad & Yourdon 1991)
* Jacobson’s Objectory (Jacobson & Linstrom 1992)
* Rumbaugh’s object modelling technique (OMT) (Rumbaugh et al. 1991)
* Object-oriented system analysis (OOA) (Shlaer & Mellor 1988)
·
Definisi
Perancangan
berorientasi objek adalah suatu teknik atau cara pendekatan baru dalam melihat
permasalahan dan sistem (sistem perangkat lunak. Sistem informasi, atau sistem
lainnva). Pendekatan berorientasi objek akan memandang sistem yang akan
dikembangkan sebagai suatu kumpulan objek yang berkorespondensi dengan
objek-objek dunia nyata. Pengertian “berorientasi objek” berarti bahwa
kita mengorganisasi perangkat lunak sebagai kumpulan dari objek tertentu yang
memiliki struktur data dan perilakunya.
·
Karakteristik dari Objek
Objek
ialah Identitas. Berarti bahwa data diukur mempunyai nilai tertentu yang
membedakan entitas disebut Objek. Objek dapat kongkrit, seperti halnya arsip
dalam sistem, atau konseptual seperti kebijakan penjadualan dalam
multiprocessing pada sistem operasi. Setiap objek mempunyai sifat yang melekat
pada identitasnya. Dua objek dapat berbeda walaupun bila semua nilai atributnya
identik.
Kelas Objek
ialah gambaran sekumpulan Objek yang terbagi dalam atribut, operasi,
metode, hubungan, dan makna yang sama. Suatu kegiatan mengumpulkan data
(atribut) dan perilaku (operasi) yang mempunyai struktur data sama ke
dalam satu grup. Kelas Objek merupakan wadah bagi Objek. Dapat digunakan untuk
menciptakan Objek. Objek mewakili fakta / keterangan dari sebuah kelas.
·
Metodologi Berorientasi Objek
Metodologi
pengembangan sistem berorientasi objek mempunyai 3 karakteristik utama :
1.
Encapsulation
Encapsulation
merupakan dasar untuk pembatasan ruang lingkup program terhadap data yang
diproses. Data dan prosedur atau fungsi dikemas bersama-sama dalam suatu objek,
sehingga prosedur atau fungsi lain dari luar tidak dapat mengaksesnya.
Data terlindung dari prosedur atau objek lain, kecuali prosedur yang
berada dalam objek itu sendiri.
2.
Inheritance
Inheritance adalah
teknik yang menyatakan bahwa anak dari objek akan mewarisi data/atribut dan
metode dari induknya langsung. Atribut dan metode dari objek dari objek induk
diturunkan kepada anak objek, demikian seterusnya. Inheritance mempunyai arti
bahwa atribut dan operasi yang dimiliki bersama di anatara kelas yang mempunyai
hubungan secara hirarki. Suatu kelas dapat ditentukan secara umum,
kemudian ditentukan spesifik menjadi subkelas. Setiap subkelas mempunyai
hubungan atau mewarisi semua sifat yang dimiliki oleh kelas induknya, dan
ditambah dengan sifat unik yang dimilikinya. Kelas Objek dapat didefinisikan
atribut dan service dari kelas Objek lainnya. Inheritance menggambarkan
generalisasi sebuah kelas.
3.
Polymorphism
Polimorfisme yaitu
konsep yang menyatakan bahwa seuatu yang sama dapat mempunyai bentuk dan
perilaku berbeda. Polimorfisme mempunyai arti bahwa operasi yang sama mungkin
mempunyai perbedaan dalam kelas yang berbeda. Kemampuan objek-objek yang
berbeda untuk melakukan metode yang pantas dalam merespon message yang
sama. Seleksi dari metode yang sesuai bergantung pada kelas yang seharusnya
menciptakan Objek.
·
Tools Perancangan Berorientasi Objek
1.
Object Oriented
Analysis (OOA) dan Object Oriented Design (OOD) dari Peter Coad dan Edward
Yourdon [1990].
2.
Object Modeling
Technique (OMT) dan James Rumbaugh, Michael Blaha, William Premerlan, Frederick
Eddy dan William Lorensen [1991].
3.
Object Oriented Software
Engineering (OOSE) dan Ivar Jacobson [1992].
4.
Booch Method dan
Grady Booch [1994].
5.
Sritrop dan Steve
Cook dan John Daniels [1994].
6.
UML (Unified Modeling
Language) dari James Rumbaugh. Grady Booch dan Ivar Jacobson [1997].
·
Kelebihan dan Kekurangan Perancangan Berorientasi
Objek
Ø Kelebihan
·
Dibandingkan dengan
metode SSAD, OOAD lebih mudah digunakan dalam pembangunan sistem.
·
Dibandingkan dengan
SSAD, waktu pengembangan, level organisasi, ketangguhan,dan penggunaan kembali
(reuse) kode program lebih tinggi dibandingkan dengan metode OOAD (Sommerville,
2000).
·
Tidak ada pemisahan
antara fase desain dan analisis, sehingga meningkatkan komunikasi antara user
dan developer dari awal hingga akhir pembangunan sistem.
·
Analis dan programmer
tidak dibatasi dengan batasan implementasi sistem, jadi desain dapat
diformliasikan yang dapat dikonfirmasi dengan berbagai lingkungan eksekusi.
·
Relasi obyek dengan
entitas (thing) umumnya dapat di mapping dengan baik seperti kondisi pada dunia
nyata dan keterkaitan dalam sistem. Hal ini memudahkan dalam mehami desain
(Sommerville, 2000).
·
Memungkinkan adanya
perubahan dan kepercayaan diri yang tinggi terhadap kebernaran software yang
membantu untuk mengurangi resiko pada pembangunan sistem yang kompleks (Booch,
2007).
·
Encapsliation data
dan method, memungkinkan penggunaan kembali pada proyek lain, hal ini akan
memperingan proses desain, pemrograman dan reduksi harga.
·
OOAD memungkinkan
adanya standarisasi obyek yang akan memudahkan memahami desain dan mengurangi
resiko pelaksanaan proyek.
·
Dekomposisi obyek,
memungkinkan seorang analis untuk memcah masalah menjadi pecahan-pecahan
masalah dan bagian-bagian yang dimanage secara terpisah. Kode program dapat
dikerjakan bersama-sama. Metode ini memungkinkan pembangunan software dengan
cepat, sehingga dapat segera masuk ke pasaran dan kompetitif. Sistem yang
dihasilkan sangat fleksibel dan mudah dalam memelihara.
Ø Kekurangan
·
Pada awal desain
OOAD, sistem mungkin akan sangat simple.
·
Pada OOAD lebih
fockus pada coding dibandingkan dengan SSAD.
·
Pada OOAD tidak
menekankan pada kinerja team seperti pada SSAD.
·
Pada OOAD tidak mudah
untuk mendefinisikan class dan obyek yang dibutuhkan sistem.
·
Sering kali
pemrogramam berorientasi obyek digunakan untuk melakukan anlisisis terhadap
fungsional siste, sementara metode OOAD tidak berbasis pada fungsional sistem.
·
OOAD merupakan jenis
manajemen proyek yang tergolong baru, yang berbeda dengan metode analisis
dengan metode terstruktur. Konsekuensinya adalah, team developer butuh waktu
yang lebih lama untuk berpindah ke OOAD, karena mereka sudah menggunakan SSAD
dalam waktu yang lama ( Hantos, 2005).
·
Metodologi
pengembangan sistem dengan OOAD menggunakan konsep reuse. Reuse merupakan salah
satu keuntungan utama yang menjadi alasan digunakannya OOAD. Namun demikian,
tanpa prosedur yang emplisit terhadap reuse, akan sangat sliit untuk menerapkan
konsep ini pada skala besar (Hantos, 2005).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar